Kapan Gigi Bungsu Harus Dicabut? Cari Tahu Penyebab dan Gejalanya

Tips Perawatan Gigi dan Mulut

By Tim Medis GigiKita

03 Feb 2025

8 Menit

101 Views

featured image

Gigi bungsu sering kali menimbulkan masalah yang membutuhkan pencabutan. Artikel ini membahas kapan waktu yang tepat untuk mencabut gigi bungsu, penyebab gangguan yang muncul, serta gejala yang perlu diwaspadai.

Daftar Isi

Gigi bungsu adalah gigi geraham terakhir yang biasanya tumbuh di rentang usia 17 hingga 25 tahun. Meski pada sebagian orang pertumbuhan gigi bungsu tidak menimbulkan masalah, pada banyak kasus, gigi bungsu perlu dicabut karena berbagai alasan medis.

Ada beberapa tanda yang muncul yang dapat kamu rasakan ketika gigi bungsu mulai tumbuh, seperti:

  • Gusi yang kemerahan atau bengkak di belakang gigi molar terakhir.

  • Nyeri atau rasa tidak nyaman pada rahang.

  • Nyeri pada wajah karena gigi bungsu memberi tekanan pada saraf.

  • Bercak putih di belakang gigi molar terakhir, yang mungkin merupakan bagian atas gigi baru yang mulai muncul melalui gusi.

Kapan Gigi Bungsu Harus Dicabut?

Gigi bungsu perlu dicabut ketika tidak ada lagi cukup ruang untuk tumbuh sepenuhnya di dalam mulut. Misalnya, posisi gigi yang tertutup oleh gusi atau mungkin terhalang oleh gigi lain (impaksi).

Gigi bungsu yang bermasalah dan tidak segera mendapatkan tindakan pencabutan dapat menyebabkan:

  1. Nyeri dan pembengkakan

Gigi bungsu yang tumbuh tidak sempurna berpotensi menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti tekanan pada gusi atau gigi di sekitarnya, timbul rasa nyeri yang berkepanjangan di area sekitar gigi bungsu. Kondisi ini juga disertai dengan adanya pembengkakan pada gusi, pipi, atau area di sekitar rahang.

  1. Infeksi pada gusi (perikoronitis)

Ketika gigi bungsu mengalami impaksi parsial (gigi muncul sebagian), gusi di atasnya dapat ikut terinfeksi karena bakteri atau sisa makanan yang tertinggal. Infeksi ini dikenal dengan istilah perikoronitis yang diikuti dengan rasa nyeri, kemerahan pada gusi, dan dapat mengakibatkan kesulitan untuk membuka mulut.

  1. Makanan mudah tersangkut

Ruang sempit di sekitar gigi bungsu sering kali menjadi sebab terperangkapnya sisa makanan di mulut. Hal ini sulit dibersihkan hanya dengan penggunaan sikat gigi biasa sehingga dapat memicu pertumbuhan bakteri, menyebabkan bau mulut dan juga infeksi.

  1. Kerusakan gigi

Karies atau kerusakan enamel gigi dapat disebabkan oleh tumbuhnya gigi bungsu yang tidak sempurna atau miring sehingga berpotensi menekan gigi di sebelahnya. Bakteri juga dapat dengan mudah menyebar dari sisa makanan yang tertinggal di area tersebut.

  1. Penyakit gusi

Pembengkakan pada gusi salah satunya disebabkan oleh pertumbuhan gigi bungsu. Karena kondisi gusi di sekitar area tersebut sering kali lebih rentan terhadap penyakit periodontal. Plak dan bakteri yang menumpuk dapat menyebabkan radang gusi (gingivitis) hingga komplikasi radang gusi (periodontitis) jika tidak segera ditangani dengan tepat.

  1. Penumpukan cairan di sekitar gigi (kista)

Impaksi gigi bungsu dapat memicu pembentukan kista gigi di sekitar mahkota gigi yang belum muncul. Kista gigi merupakan kantong berisi cairan yang tumbuh di sekitar gigi atau gusi yang dapat menyebabkan kerusakan pada tulang rahang dan gigi di sekitarnya.

  1. Abses gigi

Gigi yang terinfeksi dan tidak segera ditangani dapat menyebabkan terbentuknya kantong nanah pada area gusi atau jaringan di sekitar gigi bungsu. Gejala yang ditimbulkan karena abses adalah nyeri yang sangat hebat, demam, benjolan merah dan bengkak sehingga membutuhkan penanganan medis sesegera mungkin.

Jika pertumbuhan gigi bungsu tidak menimbulkan masalah, gigi tersebut biasanya akan dibiarkan di tempatnya dan akan dipantau secara berkala oleh dokter gigi saat pemeriksaan rutin.

Bagaimana Cara Merawat Gigi Bungsu?


Perawatan paling umum untuk gigi bungsu yang bermasalah adalah pencabutan. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh dokter gigi atau ahli bedah mulut di klinik mereka. Jika diperlukan, ahli bedah dapat melakukannya dengan anestesi umum di rumah sakit.

Orang dari segala usia bisa mencabut gigi bungsu mereka. Namun, untuk mencegah masalah kesehatan mulut di masa mendatang, banyak orang memilih untuk mencabut gigi bungsu di usia remaja akhir atau awal 20-an.

Berbeda dengan gigi lainnya, gigi bungsu tidak memberikan banyak kontribusi dalam menggigit atau mengunyah, jadi tidak ada kebutuhan untuk menggantinya setelah dicabut.

  1. Gosok gigi dua sampai tiga kali sehari

Bagian gigi bungsu yang paling belakang sangat sulit untuk dijangkau. Maka dari itu luangkan cukup waktu untuk fokus membersihkan area tersebut dan pastikan benar-benar teliti saat melakukannya.

  1. Bersihkan gigi dengan menggunakan benang gigi (flossing)

Penggunaan benang gigi dapat membantu membersihkan sela-sela gigi yang sulit dijangkau hanya dengan penggunaan sikat gigi. Kamu perlu melakukan hal ini minimal sehari sekali dan sebaiknya dilakukan secara rutin. Untuk area yang sulit dijangkau, kamu juga bisa menggunakan tusuk gigi khusus atau sikat interdental (sikat gigi dengan bentuk sikat yang lebih kecil).

  1. Gunakan obat kumur antibakteri

Langkah terakhir setelah melakukan sikat gigi dan flossing adalah kamu dianjurkan untuk berkumur dengan obat kumur antibakteri. Hal ini dapat membantu membunuh kuman di mulut, mencegah bau mulut, dan menyegarkan nafas. Pastikan untuk memilih obat kumur yang bebas dari kandungan alkohol untuk mengurangi resiko mulut kering.

Apakah Gigi Bungsu akan Tumbuh Kembali Setelah Dicabut?


Gigi bungsu tidak akan tumbuh kembali setelah adanya tindakan pencabutan dan tidak memerlukan adanya gigi pengganti karena gigi bungsu termasuk fitur vestigial (tidak diperlukan) pada tubuh kita. Gigi bungsu yang tumbuh sejajar dengan gigi lainnya dan tidak menimbulkan masalah juga tidak memerlukan tindakan pencabutan. Namun, untuk informasi yang lebih mendetail terkait gigi bungsu dan tindakan selanjutnya, segera konsultasikan kepada dokter gigi kamu atau dokter gigi pilihan di platform HaloGigi.