Efek Menyikat Gigi Terlalu Keras dan Cara Menghindarinya

Tips Perawatan Gigi dan Mulut

By Tim Medis GigiKita

15 Jul 2025

12 Menit

10 Views

featured image

Menyikat gigi terlalu keras dapat menyebabkan abrasi enamel, gusi mundur, hingga gigi sensitif. Artikel ini membahas efek menyikat gigi terlalu keras, cara menggosok gigi yang benar, serta tips memilih sikat gigi yang aman untuk cegah overbrushing.

Daftar Isi

Pernah merasa gigi ngilu padahal tidak berlubang? Atau gusi tiba-tiba tampak turun dan mengecil? Bisa jadi itu efek menyikat gigi terlalu keras yang tanpa sadar sering kita lakukan setiap hari.

Meskipun terdengar sepele, kebiasaan ini bisa menimbulkan masalah kesehatan mulut yang serius, seperti pengikisan enamel, resesi gusi, dan sensitivitas jangka panjang.

Alih-alih membersihkan gigi dengan lebih efektif, tekanan berlebih saat menggosok gigi justru dapat menimbulkan iritasi dan bahkan mempercepat kerusakan jaringan mulut.

Menyikat gigi memang merupakan rutinitas penting, tapi cara, tekanan, dan durasinya harus diperhatikan. Banyak orang mengira menyikat lebih keras dan lebih sering akan membuat gigi lebih bersih, padahal kenyataannya justru sebaliknya.

Melalui artikel ini, GigiKita akan mengajak kamu mengenali efek overbrushing, memahami risiko jangka panjangnya, dan tentu saja mempraktikkan cara menggosok gigi yang benar agar enamel tetap kuat dan gusi tetap sehat.

Apa yang Terjadi Jika Menyikat Gigi Terlalu Keras?

Menyikat gigi terlalu keras bisa menyebabkan kerusakan struktur gigi secara bertahap.

Salah satu dampak paling umum adalah abrasi enamel, yaitu terkikisnya lapisan pelindung luar gigi akibat tekanan mekanik berlebih.

Ketika enamel menipis, dentin yang berada di bawahnya jadi terekspos, dan inilah yang menyebabkan gigi terasa lebih sensitif terhadap suhu atau rasa tertentu.

Tak hanya enamel, menyikat gigi dengan tekanan tinggi juga berdampak buruk pada gusi.

Gusi dapat terdorong ke bawah, mengalami peradangan, dan akhirnya mengalami resesi. Dalam jangka panjang, resesi gusi bisa membuka jalan bagi infeksi dan melemahnya jaringan penyangga gigi.

Penelitian dari MDPI Healthcare (2025) mencatat bahwa tekanan menyikat di atas 3,8 newton secara konsisten berkaitan dengan peningkatan risiko abrasi dan resesi gusi.

Apakah Menyikat Gigi Terlalu Keras Bisa Menyebabkan Gusi Tanggal?

Ya, overbrushing merusak gusi secara perlahan. Resesi gusi akibat menyikat terlalu keras memang tidak langsung membuat gigi tanggal, tapi menjadi pemicu awal dari gangguan jaringan pendukung gigi.

Saat gusi menyusut dan akar gigi terbuka, maka risiko infeksi, karies akar, hingga kegoyangan gigi menjadi lebih besar.

Jika tidak segera dikoreksi, kebiasaan ini dapat mempercepat terjadinya penyakit periodontal yang menjadi salah satu penyebab utama kehilangan gigi pada orang dewasa.

Hal ini makin berisiko bila dibarengi dengan pemilihan sikat gigi yang keras atau menyikat terlalu sering. Maka dari itu, penting untuk mengenali tanda-tanda awal dan mulai mengubah kebiasaan sebelum kerusakan berlanjut.

Apakah Boleh Menyikat Gigi Terlalu Lama?

Durasi menyikat gigi juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan kesehatan mulut.

WHO dan American Dental Association (ADA) menyarankan waktu ideal untuk menyikat gigi adalah dua menit, dua kali sehari.

Jika dilakukan terlalu lama, terutama dengan tekanan kuat, maka potensi kerusakan meningkat.

Menyikat gigi terlalu sering dan terlalu lama bisa memperparah abrasi gigi dan menurunkan kualitas email.

Terlebih jika dilakukan setelah makan makanan asam, karena lapisan enamel dalam kondisi lunak dan lebih rentan terkikis.

Jadi, meskipun kamu ingin memastikan gigi benar-benar bersih, menyikat gigi lebih dari dua menit atau lebih dari dua kali sehari tanpa alasan medis justru bisa merugikan.

Cara Menyikat Gigi yang Benar Menurut WHO

WHO dan ADA menyarankan teknik menyikat gigi yang tidak hanya efektif, tapi juga aman untuk enamel dan jaringan lunak.

Salah satu teknik yang paling disarankan adalah menggunakan gerakan melingkar kecil dengan ujung bulu sikat yang diarahkan 45 derajat ke arah garis gusi.

Hindari menggosok gigi secara horizontal karena bisa meningkatkan gesekan dan mempercepat abrasi.

Selain itu, gunakan sikat gigi dengan bulu lembut dan kepala kecil agar bisa menjangkau area tersembunyi tanpa menekan terlalu kuat.

Jangan lupa untuk menunggu sekitar 30 menit setelah makan, terutama setelah konsumsi makanan atau minuman asam, sebelum mulai menyikat.

Cara menggosok gigi yang benar ini sangat penting untuk mencegah dampak jangka panjang dari overbrushing.

Ciri-Ciri Kamu Menyikat Gigi Terlalu Keras

Ciri-Ciri Kamu Menyikat Gigi Terlalu Keras

Kamu mungkin tidak sadar sudah terlalu keras menyikat gigi, tapi beberapa ciri bisa jadi sinyal awal.

Misalnya, bulu sikat cepat rusak atau melebar meski baru dipakai sebentar. Gusi juga bisa mudah berdarah tanpa sebab yang jelas, dan gigi terasa ngilu padahal tidak berlubang.

Pada beberapa kasus, terlihat garis putih atau cekungan kecil di dekat leher gigi itu tanda awal abrasi.

Kenali juga tanda seperti permukaan gigi yang terasa lebih kasar atau berubah warna karena dentin terbuka.

Jika kamu mengalami satu atau lebih dari tanda tersebut, kemungkinan besar teknik menyikat gigimu perlu diperbaiki agar tidak memperburuk kondisi enamel dan gusi.

Risiko Jangka Panjang dari Overbrushing

Overbrushing yang dilakukan terus-menerus dapat menyebabkan dampak jangka panjang yang serius.

Salah satunya adalah abrasi kronis pada enamel, membuat gigi kehilangan perlindungan alami dan lebih rentan terhadap karies.

Selain itu, resesi gusi yang dibiarkan dapat menyebabkan leher gigi terbuka, memperbesar peluang infeksi serta menyebabkan gigi goyah.

Pengikisan enamel dan terbukanya dentin juga bisa membuat gigi tampak lebih kuning dan sensitif.

Pada tahap lanjut, kondisi ini mungkin memerlukan tindakan restoratif seperti bonding atau veneer, yang tentu memerlukan perawatan dan biaya lebih besar.

Maka, penting untuk mencegah menyikat gigi terlalu keras sejak dini dengan menerapkan kebiasaan menyikat yang aman.

Cara Memilih Sikat Gigi yang Tidak Merusak Email

Sikat gigi yang ideal tidak hanya nyaman digunakan, tapi juga tidak merusak jaringan gigi.

Pilih sikat gigi dengan bulu lembut (soft-bristled), kepala kecil, dan pegangan ergonomis agar kamu bisa menyikat dengan kontrol yang lebih baik.

Hindari menggunakan sikat dengan bulu keras karena dapat mempercepat abrasi, terutama pada gigi dengan email tipis.

Sikat gigi dengan bulu tajam atau keras bisa memperburuk efek menyikat gigi terlalu keras, terutama jika disertai gerakan menyamping yang agresif.

Untuk hasil terbaik, pilih produk yang sudah mendapat rekomendasi dari dokter gigi atau yang memenuhi standar WHO dan ADA.

Memilih sikat gigi yang tepat bisa jadi langkah kecil, tapi dampaknya besar dalam menjaga kesehatan gigi.

Tips Aman Menyikat Gigi Setiap Hari

Agar terhindar dari overbrushing, berikut ini beberapa tips aman menyikat gigi setiap hari yang bisa kamu terapkan:

  • Gunakan sikat gigi berbulu lembut dan pasta gigi berfluoride

  • Sikat gigi selama dua menit, dua kali sehari

  • Hindari menyikat setelah makan makanan asam—tunggu minimal 30 menit

  • Arahkan bulu sikat 45 derajat ke garis gusi, lalu sikat dengan gerakan melingkar

  • Ganti sikat setiap 3 bulan atau saat bulu mulai melebar

Kamu juga bisa menggunakan timer atau mendengarkan lagu berdurasi dua menit untuk membantu mengatur waktu. Dengan begitu, kamu bisa menjaga kebersihan mulut tanpa harus menghadapi risiko gigi sensitif atau abrasi enamel.

Kesimpulan

Efek menyikat gigi terlalu keras bisa sangat merugikan jika tidak segera diatasi. Mulai dari gigi sensitif, overbrushing merusak gusi, hingga pengikisan enamel yang permanen.

Namun semua itu bisa dicegah dengan teknik menyikat yang tepat, pemilihan sikat yang sesuai, dan pemahaman akan durasi menyikat yang ideal.

Yuk, mulai terapkan cara menggosok gigi yang benar dan hindari menyikat gigi terlalu sering atau terlalu lama. Ingat, gigi sehat tidak hanya soal putihnya, tapi bagaimana cara kamu merawatnya dengan bijak setiap hari.

Jika ragu, jangan segan berkonsultasi langsung dengan dokter gigi agar perawatan yang kamu lakukan sesuai dengan kondisi mulutmu.

Referensi:

  • The Impact of Toothbrushing on Oral Health, Gingival Recession, and Tooth Wear – A Narrative Review (Healthcare MDPI, 2025)

  • Toothbrushing habits and associated factors among Bangladeshi adults: A cross-sectional study (Bangladesh Journal of Medical Science, 2024)

  • Tooth abrasion and its relationship with toothbrush bristle stiffness and brushing force (PubMed, Addy M., 2003)

  • Toothbrushing recommendations from the American Dental Association (ADA) – Evidence-Based Guidelines

  • How to Brush Teeth Properly – World Health Organization (WHO Oral Health Unit)